Jumat, 10 Oktober 2008

AH..TERNYATA KITA TIDAK BERBEDA DENGAN IBLIS

KESOMBONGAN adalah awal malapetaka, itulah kira-kira kata yang pas/cocok untuk kita semua, seperti kita ketahui bahwa diusirnya iblis dari Surga karena iblis tidak mau tunduk/patuh ketika diminta oleh Allah Swt untuk bersujud (maksudnya hormat bukan menyembah) kepada mahluk yang namanya manusia yaitu Adam As. Mengapa Iblis tidak mau melakukannya? Yah, karena dalam diri Iblis ada KESOMBONGAN, Iblis merasa lebih sempurna & lebih baik dari manusia karena dirinya terbuat dari Api, sedangkan manusia terbuat dari saripati tanah/air yang hina (Memang semua itu Grand skenario dari Allah tetapi dari sisi manusia sudah seharusnya kita mengambil hikmah/pelajaran dari setiap kejadian). Iblis telah dengan berani & bodohnya memikul & memelihara kesombongan itu, padahal kesombongan itu hanya milik Allah, hanya Allah yang berhak karena memang Dia yang bisa & berkuasa untuk melakukan segala sesuatu, sedangkan iblis & manusia hanyalah ciptaaNYa yang tidak mempunyai secuil daya atau kekuatan apapun. Kesombongan itu adalah selendang Allah, kita sebagai manusia tidak akan mampu memakainya karena kita memang bukan apa-apa, La haula wala kuwata Ilabillah …. Tidak ada kekuatan / daya apapun kecuali Allah. Kalau kita tetap ngotot memakai selendangnya, maka yang akan kita dapat adalah RASA/SUASANA TERSIKSA atau dalam bahasa agamanya disebut NERAKA. Tetapi ironisnya kita sebagai manusia melakukan hal bodoh seperti iblis tersebut meski tatarannya dalam kehidupan sosial kita. Kita sering merasa lebih sempurana, lebih cantik/tampan, lebih kaya, lebih berjasa, lebih pintar/cerdas, lebih bermartabat, lebih berilmu, lebih beragama, lebih berkuasa dsb. Semua lebih…, lebih… , lebih… itu kita akui sebagai milik kita atau sesuatu terjadi karena kita, sampai-sampai membuat kita lupa bahwa kita hanyalah sebagai corong/talang/jalan yang digunakan Allah untuk berkreasi di muka bumi ini, kita bukan decision maker, kita hanya sebagai hamba Allah yang dijadikan Allah untuk menyampaikan kehendakNYA. Kita tidak bisa menentukan rizki orang lain, kita tidak bisa menentukan kesuksesan orang lain, kita tidak bisa menentukan kadar keimanan orang lain, kadar kepahaman orang lain, kita hanya alatnya Allah untuk merealisasikan rencana rencanaNYA yang sudah tertulis di kitab kejadian. Nah, lalu kenapa kita masih sombong?, kenapa kita masih merasa memiliki, berkuasa, berjasa dsb?.

Kalau kita bandingkan dengan iblis, apakah kita lebih mulia, sama atau bahkan lebih buruk ? Untuk mengetahui jawabannya, kita analisa dahulu kadar keimanan dari mahluk yang namanya iblis. Kalau kita lihat sejarahnya, pada saat awal penciptaan iblis & manusia oleh Allah Swt, iblis memohon atau berdoa kepada Allah Swt untuk ditangguhkan siksa/adzabnya karena bersikeras untuk tidak patuh atau tidak melaksanakan syariat yaitu bersujud kepada Adam As. Dari gambaran tersebut bisa dilihat bahwa iblis ma'rifat (mengenal) kepada Allah, iblis tahu bahwa yang menciptakan mereka adalah Allah Swt, iblis meminta kepada Allah Swt bukan kepada selain Allah, tetapi mereka tidak bersyariat. Semua itu hanya karena Kesombongan yang dipeliharanya. Jadi bagaimana kedudukan manusia yang tidak mengenal atau tidak mau berusaha mengenal Allah & bagaimana kedudukan manusia yang meminta kepada selain Allah Swt ? Apakah mereka lebih baik atau lebih buruk dari iblis?, kemudian bagaimana dengan manusia yang mengaku mengenal & beriman kepada Allah tetapi tidak mau melaksanakan syariatNYA?, apakah kedudukannya lebih mulia atau sama atau bahkan lebih buruk dari iblis? Kesombongan hanya kan menimbulkan ketersiksaan ( suasana neraka ). Suatu contoh, kalau kita selalu membangga-banggakan atau menyombongkan kekusaan kita, pada saat kita tidak berkuasa lagi kita akan menjadi orang yang tersiksa, rendah diri & minder, orang di sekitar kita akan berubah sikap tidak seperti pada saat kita berkuasa. Contoh lain kalau kita selalu membanggakan harta kita, suatu saat jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, lagi-lagi kita akan tersiksa, merasa sangat kehilangan bahkan mungkin depresi ( seperti banyak di alami saudara saudara kita yang tertimpa Tsunami, Gempa, Banjir dsb….. dalam sekejap semua musnah). Kalau sudah seperti ini, yang akan sangat berperan hanyalah kekuatan bathin kita (iman/islam/Ihksan).

Kita tinggal memilih, apakah perjalanan hidup kita ini hanya akan diisi dengan kesombongan, misalnya diisi hanya dengan simbol-simbol keislaman tanpa ruh islam atau kita beurasa terus mencari hingga benar-benar memahami dan kemudian menerapkannya? Semua ini adalah gambaran kehidupan di dunia, kita bayangkan saja di dunia siksanya terasa sangat berat, bagaiman dengan kehidupan akhirat? yang pasti akan terasa ribuan kali lipat. Suasana Kehidupan kita di dunia saat ini adalah cerminan kehidupan kita di akhirat. Jadi sebenarnya kita nggak usah repot-repot membayangkan masuk surga atau neraka setelah mati karena gambarannya bisa kita lihat pada kehidupan yang kita rasakan saat ini. So, terserah kita sekarang apakah mau lebih mulia, sama, atau lebih buruk dari iblis??!!!
Wassalam.
I-ONE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar