Kamis, 12 Maret 2009

PUASA BENERAN YUK...!!!

Seperti yang sudah kita ketahui bersama puasa adalah sarana pelatihan untuk melatih kekuatan ruhani, sekaligus untuk keseimbangan & istirahatnya jasmani dari rutinitas. Sayangnya banyak diantara kita yang melakukan puasa hanya sekedar memenuhi kewajiban atau gugur kewajiban seperti halnya sholat, tanpa mau memahami & merasakan hasil dari puasa tersebut. Mari kita lihat sedikit gambaran suasana di bawah ini tentang kondisi orang yang sedang berpuasa sekaligus sebagai bahan renungan karena hal ini pasti terjadi pada diri kita masing masing.
1) Biasanya pagi hari kita melakukan rutinitas yang namanya sarapan ( bisa roti, makan nasi, secangkir susu atau kopi atau sekedar teh / air putih ), tetapi karena kita sedang berpuasa maka semua kenikmatan tersebut harus ditahan, hal ini akan berlaku sampai waktu maghrib (bayangkan hampir 13 jam kita menahan kenikmatan mulut & perut ini). Pada tahap ini sebagian besar orang berhasil melakukannya, artinya lulus dengan nilai 100…tetapi jangan senang dulu…!!??
2) Berangkat kerja ketemu dengan yang namanya macet di jalan, darah perlahan-lahan mulai naik ke dada, leher, terus ke ubun ubun, hati mulai nggrundel, mata berkali kali melihat jam tangan, tangan mulai pencet klakson satu, dua kali…kemudian… din.din..din…diiiiiinnnn ..!!!! hilanglah kendali diiringi dengan gatalnya mulut untuk mengeluh & mengumpat...cek…duh…hai minggir…! terkadang juga menyebut …. Ya Allah…!!! ( tapi intinya tetap mengeluh…)
3) Sampai di tempat kerja, begitu turun dari kendaraan, para staf bawahan pada ramai ramai memberi salam ( ada yang tulus ada yang takut karena posisi ), kita juga membalas memberi salam, tetapi diam diam dalam hati muncul “hm…mereka menghormati saya, memang semestinya begitu karena aku punya kemampuan, aku pantas jadi pemimpin”
4) Agak siang dikit, salah satu staf datang dengan memberi informasi bahwa telah terjadi penyelewengan dalam perusahan yang dilakukan oleh staf lain, saat itu juga jantung langsung berdebar debar, “ huh, berani benar dia melakukan ini, ini tidak bisa dibiarkan, belum tahu siapa saya….” Dengan nada keras, sampai sampai sang pemberi informasi jadi mengkeret (membuat suasana tidak nyaman).
5) Pada jam istirahat, setelah sholat dhuhur & dzikir yang tidak begitu lama, untuk mengisi waktu karena tidak ada jadwal makan siang, maka telivisi mulai dinyalakan, kebetulan chanelnya acara gosip selebriti…..tanpa terasa kita terhanyut oleh cerita sang presenter…..mata tak berkedip lihat presenternya, kemudian ikut-ikutan nambahi omongan meskipun tarafnya masih dalam hati….dasar artis….!! dasar laki laki, … dasar cewek ..dst…dst…
6) Setelah jam istirahat kembali ke ruangan, mulai beraktifitas lagi, menyusun rencana, strategi penjualan, atau rekap gaji staf…..tiba tiba perhatian tertuju kepada salah satu posisi staf, hm..tampaknya posisi ini cocok buat saudaraku yang baru lulus kuliah, berarti staf yang sekarang harus di rotasi….kalau perlu dipindah…( biasanya hal ini dilakukan tanpa ada rasa empati & tidak mau tahu kondisi/keadaan staf yang akan di pindah )
7) Pulang kantor, ketika berhenti di lampu merah ada seorang pengemis, kita langsung memberinya, pada lampu merah berikutnya ada seorang pengamen, kita pura pura tidak melihat atau diam, pada lampu merah ketiga ada seorang pengemis lagi, kita mulai bergumam dalam hati “ ada lagi!, tadi di sana sudah, enak benar orang ini, masih kuat kerja, badanya masih seger, dasar malas” tak terasa kita mulai berprasangka.
Sedikt banyak kita pasti pernah menemui kondisi seperti di atas meskipun beda versi & kondisi, dari gambaran tersebut kita bisa mengukur kadar kualitas puasa kita, kira kira apa yang akan kita dapat dari berpuasa sehari itu? apakah hanya akan mendapat lapar & haus (hanya puasa fisiknya saja) atau kita bisa melewati kondisi keadaan dari pagi hingga sore itu dengan lurus ( artinya ruhani kita juga berpuasa). Semua itu hanya diri kita yang bisa mengukur karena puasa adalah rahasia pribadi dengan Allah.
Setiap orang pasti mempunyai potensi maksiat indera yang menonjol dalam dirinya…
- Ada yang bisa menahan pandangan/syahwat tetapi masih suka mencela orang lain
- Ada yang suka beramal, menyantuni anak yatim tapi masih sering berprasangaka kepada pengamen, pengemis, pemulung dan sebangsanya
- Ada yang bisa menahan marah, tetapi masih suka nggrundel di belakang alias rasa rasan
- Ada yang sudah bisa menahan perut (makan & minum), tetapi mulutnya masih menyakitkan orang lain kalau berbicara
- Ada yang sudah rutin jama’ah di masjid tetapi masih sombong, merasa paling benar
- Ada yang sudah fasih ngaji bahasa arab & hafal hadist, tetapi perilakunya tidak rahmatan lilalamin ( tidak seuejuk, orang malah takut di dekatnya )
- Ada yang sudah bisa menjaga mulutnya tetapi tidak bisa menjaga pandangan mata
- dst
Dari semua indera yang dikaruniai Allah, hanya kita sendiri yang bisa memetakan, indera mana yang masih sering “mbrodol” atau sulit dikendalikan, untuk itulah puasa sangat manjur untuk memperbaiki akhlak kita, terserah mau puasa senin-kamis, puasa daud, puasa mutih (metode yg banyak dilakukan masyarakat jawa), puasa ramadhan, rajab dsb…..yang penting hasil dari puasanya bisa kita rasakan manfaatnya, karena tujuan utamanya melatih diri supaya lebih dekat dengan Sang Khaliq & mendapatkan ridhoNya, untuk urusan pahalanya serahkan pada Allah, gak usah dipikirin…
Wassalam,
I-ONE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar